Red Lover

December 24, 2010

Manusia dan Peradaban

Okeh, rupanya tugas untuk MKU itu bisa disearch di internet...XD
Klo begitu saya harus meneruskan perjuangan yg terdahulu...wkwkwk...

Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

BAB VI
MANUSIA DAN PERADABAN

AA.      Pengertian Peradaban

Sampai saat ini banyak kalangan ahli yang masih sering terjadi perbedaan pendapat antara istilah kebudayaan dan peradaban:
·         Bierens De Hann, bahwa peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis, sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni mengenai hubungan kemasyarakatan.
·         Oswald Spengl (1880-1936), kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan adat, peradaban ialah kebudayaan yang sudah tidak tumbuh lagi.
·         Prof. Dr. Koentjoroningrat, peradaban ialah bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian.
Masyarakat telah mencapai tahap yang maju dalam kebudayaannya dengan bercirikan pada peradaban yang tinggi pula. Misalnya perkembangan kesenian, IPTEK, kepandaian manusia, dan sebagainya. Tiap bangsa di dunia memilki karakter kebudayaan yang khas dan terkadang hanya unggul di salah satu aspek.
Konsep peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakat.
Pengertian peradaban menurut Fairlich, dkk. (1980:41) 
                dalam Nursyid (1996: 67):
Civilization is cultural development; distinctly human attributes and attainment of particular society, in ordinary usage, the term implies a fairly high stage on the cultural evolutionary scale. Reference is made to “civilized peoples”. More accurate usage world refer to more highly civilized peoples, the determinative characteristics being intellectual, aesthetic, technological, and spiritual attainments.
Dan juga menurut Koentjaraningrat (1990:182) 
                dalam Nursyid (1996:67) sebagai berikut:
Di samping istilah “kebudayaan” ada pula istilah “peradaban”. Hal yang terakhir adalah sama dengan istilah Inggris civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah, seperti misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, dan sebagainya. Istilah ”peradaban” sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni banguan, seni rupa, dan sistem kenegaraan, dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Dengan demikian, peradaban adalah merupakan tahap-tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju. Suatu masyarakat yang telah mencapai tahapan peradaban tertentu, berarti telah mengalami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai pada tahap tertentu yang diakui tingkat iptek dan unsur-unsur budaya lainnya.

B.      Hakekat Hidup Manusia
Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi,sebagai mahluk Tuhan, individu, dan sosial-budaya. Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan manusia lain yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Kebudayaan itu dapat diterima dengan tiga bentuk:
·         Melalui pengalaman hidup saat menghadapi lingkungan
·         Melalui pengalaman hidup sebagai makhluk sosial
·         Melalui komunikasi simbolis (benda, tubuh, gerak tubuh, peristiwa)
Karena tiap kebudayaan bebeda namun pada dasarnya memiliki hakekat yang sama yaitu:
·         Terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia
·         Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tetap ada setelah pengganti mati
·         Diperlukan manusia yang diwujudkan lewat tingkah laku
·         Berisi aturan yang berisi kewajiban, tindakan yang diterima atau tidak, larangan dan pantangan
Perbedaan kebudayaan dengan peradaban adalah dua hal yang paling mudah untuk dijawab. Dua orang antropolog Melville J. Herkovits: cultural determinism, artinya segala sesuatu yang terdapat dalam manusia akan ada dan ditentukan dari budayanya.
V. Gordyn Chillde, ahli arkeolog, berdasarkan bukti arkeologis, peradaban maju pertama-tama muncul di daerah Mesopotamia sekitar 8000-4000 SM, diikuti oleh daerah Mesir 5000-3000 SM. Lembah sungai Indus di India 2600-2400 SM. Cina Utara 2500-300 SM, Mesopotamia 3000-500 SM dan daerah Peru Amerika Latin 2500-500 SM. Penemuan yang paling penting adalah kemajuan dan kepandaian bercocok tanam di samping penemuan teknologi baru.

C.      Peradaban dan Perubahan Sosial
1.       Pengertian dan Cakupan perubahan sosial
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Wilbert Moore memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial, pola prilaku, dan interaksi sosial”. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Sedangkan perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada.
William F. Ogburn menemukan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun immaterial dengan menekankan bahwa pengaruh yang besar dari unsur-unsur immaterial. Kingsley Davis mangartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. Perubahan-perubahan sosial dikatakan sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial tersebut.
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat.
Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada suatu pun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.
Cara yang paling sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat dianalisis dari berbagai segi:
·         Ke arah mana perubahan dalam masyarakat brgerak (direction of change) bahwa perubahan trsebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah ada pada waktu yang lampau.
·         Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat.
2.       Teori dan Bentuk perubahan sosial
a.       Teori Sebab-Akibat (Causation Problem)
Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab-sebab perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut:
1)      Analisis Dialektis è menelaah syarat-syarat dan keadaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian sistem masyarakat dan membawa pula perubahan pada yang lain, sering menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan sebelumnya bahkan sampai menimbulkan konflik yang dapat mendorong terjadinya perubahan sosial yang lebih lanjut, meluas dan mendalam. Hal ini dirumuskan oleh Hegell Marx sebagai dialektika artinya thesis antisynthesis
2)      Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial è Teori tunggal menerangkan sebab-sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori tunggal maupun deteministik menurut Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama-lama, timbulnya pola analisis yang lebih cermat dan lebih didasarkan fakta.

b.      Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebanyakan teori-teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai kecenderungan yang bersifat kumulatif atau evolusiner. Walaupun berbeda namun pada dasarnya sama, mempunyai asumsi bahwa sejarah manusia ditandai adanya gejala pertumbuhan.
1)      Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal) è berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, semula dari bentuk sederhana kemudian yang kopleks sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah August Comte dan Herbert Spenser. Teori garis lurus menggambarkan arah perubahan yang mungkin saja akurat, apabila ditetapkan pada jangka waktu yang relatif lebih pendek dan bagi tipe gejala-gejala sosial tertentu, dari suatu sistem ekonomi tertentu.
2)      Teori Multilinear è menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan didapatkan gejala keteraturan yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau skema apriori, tetapi ini lebih memerhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian-bagian tertentu.

D.      Teori-Teori Mengenai Pembangunan, Keterbelakangan, dan Ketergantungan
1.       Teori Depedensi (Ketergantungan)
Pada umumnya memberikan gambaran melalui analisis dialektesis yaitu suatu analisis yang menganggap bahwa gejala-gejala sosial dapat diamati sehari-hari pasti mempunyai penyebab tertentu. Teori ini menjadi titik tolak penyesuaian ekonomi terbelakang pada sistem dunia, sedemikian rupa sehingga menybabkan terjadinya penyerahan sumber penghasilan daerah ke pusat, sehingga mengakibatkan perekonomian daerah menjadi terbelakang.
Teori perubahan sosial menurut Moore:
a.       Evolusi rektilinier yang sangat sederhana
b.      Evaluasi melalui tahap-tahap
c.       Evolusi yang terjadi dengan tahap kelajuan yang tidak serasi
d.      Evolusi bercabang yang mewujudkan perubahan
e.      Evolusi menurut siklus-siklus tertentu dengan kemunduran jangka pedek
f.        Siklus-siklus yang tidak mempunyai kecenderungan
g.       Pertemuan logistis yang digambarkan oleh populasi
h.      Pertumbuhan logistis terbalik yang tergambar dan angka motivasi
i.         Pertumbuhan eksponarisial yang tergambar memulai tanda-tanda
j.        Primitivisme
Bentuk-bentuk perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto:
1)      Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.
a.       Perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi-kondisi baru yang timbul dengan pertumbuhan masyarakat.
b.      Perubahan secara cepat disebut revolusi. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi direncanakan lebih dahulu maupun tanpa rencana.
2)      Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang pengaruhnya besar.
a.       Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur sosial yang, tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat.
b.      Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses indusrialisasi pada masyarakat agraris.
3)      Perubahan yang dikehendaki dari perubahan yang tak diinginkan.
a.       Perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagi pemimpin
b.      Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki secara berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diinginkan.

2.       Penyebab Perubahan
Interkorerasi dan interaksi sosial masyarakat mendorong perkembangan berfikir dan reaksi emosianal para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai perubahan. Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota masyarakat mendorong perubahan sosial.
Prof. Dr. Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor intern dan ekstern yang menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu:
1)      Faktor intern
a.       Bertambahnya dan berkurangnya penduduk è menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat. Berkurangnya penduduk mungkin dapat disebabkan karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, atau dari suatu daerah ke daerah yang lain, misalnya transmigrasi.
b.      Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti dibawah ini:
o   Discovery, penemuan unsur kebudayaan baru
o   Invention, pengembangan dari discovery
o   Inovasi, proses pembaruan
c.       Konflik dalam masyarkat è adalah konflik antara individu dalam masyarakat, antara kelompok dan lain-lainnya.
d.      Pemberontakan dalam masyarakat è Misalnya: Revolusi Indonesia 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional dan berbagai perubahanstruktur yang mengikuktinya.
2)      Faktor ekstern
a.       faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah
b.      pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontrak kebudayaan antara dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda.

3.       Keseimbangan
Keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat merupakan keadaan yang diidam-idamkan oleh setiap masyarakat. Setiap kali terjadi gangguan terhadap keseimbangan tersebut maka masyarakat akan menolaknya atau mengubah semua sistem.
Robert Mclver perubahan-perubahan sosial merupakan perubahan dalam hubungan-hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. Dan pengertian ini dapat ditegaskan bahwa perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat menimbulkan ketidakseimbangan hubungan-hibungan sosial. Ketidakseimbangan ini terjadi misalnya, karena ada unsur-unsur dalam masyarakat yang berubah cepat, tetapi ada juga unsur-unsur dalam masyarakat yang terkait dengan unsur-unsur yang berubah jadi cepat namun tetap berubah jadi lambat. Keadaan demikian disebut cultural lag

E.       Modernisasi
1.       Konsep Modernisasi
Modernisasi dimulai di Italia pada abad ke-15 dan tersebar ke sebagian besar ke dunia Barat dalam lima abad berikutnya dan sekarang telah menjalar pengaruhnya ke seluruh dunia. Modernisasi pertama kali terlihat di Inggris dengan meletusnya revolusi Industri pada abad ke-18, yang mengubah cara produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses transformasi 
                yang mengubah:
·         Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar di mana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara massal.
·         Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat nasional dengan integrasi yang baik.
Modernisasi menimbulkan pembaruan dalam kehidupan. Modernisasi menurut Cyril Edwin Black yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang universal dan yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Modernisasi yang telah dilandasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya bersifat fisik material saja, melainkan lebih jauh daripada itu. Yaitu dengan dilandasi oleh sikap mental yang mendalam.
Manusia yang telah mengalami modernisasi, terungkap pada sikap mentalnya yang maju,berfikir rasional, berjiwa wiraswasta, berorientasi ke masa depan, dan seterusnya.
Menurut Schorrl (1980), proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas-luasnya, sepanjang masih dapat diterima oleh masyarakat yang bersangkutan.
Smith (1973), proses yang dilandasi dengan seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang didasari untuk mengubah masyarakat ke arah kehidupan yang masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu.

2.       Syarat-syarat Modernisasi
Modernisasi tidak sama dengan reformasi yang menekankan pada faktor rehabilitas, modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada angan-angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu:
·         Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun masyarakat. Hal ini menghendaki sistem pendidikan dana pengajaran yang terencana dan baik.
·         Sistem administrasi negara yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
·         Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau lembaga tertentu.
·         Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat trhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap demi tahap, karena banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan.
·         Tingkat organisasi yang tinggi, di satu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak pengurangan kepercayaan.
·         Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
3.       Ciri-ciri Modernisasi
·         Modernisasi merupakan salah satu modal kehidupan yang ditandai dengan ciri-ciri:
·         Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia.
·         Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan akulturasi.
·         Modernisasi banyak memberikan kemudahan bagi manusia.
·         Berkat jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi.
·         Modernisasi juga memberikanmelahirkan teori baru.
·         Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaan yang berlebihan.
·         Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan.

F.       Peradaban Bangsa Indonesia di Tengah Modernisasi dan Globalisasi
Dengan perkembangan teknoligi dan komunikasi yang sangatlah cepat, maka dunia menjadi sempit, dan dalam banyak hal, batas-batas negara sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Oleh karena itu, Indonesia menghadapi kewajiban ganda, melestarikan kebudayaan bangsa dan membangun kebudayaan nasional yang modern.
Tujuan akhir dari kedua kewajiban tersebut adalah masyarakat yang tipikal Indonesia, yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain, tetapi juga tangguh terhadap tantangan kemerosotan lingkungan hidup dan tren global yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Jika kita mampu membangun bangsa di tengah-tengah modernisasi dan globalisasi dalam arus yang semakin kuat, maka kita akan mampu menjadi negara maju yang masih berjati diri Indonesia. Yang bisa menjawab harapan tersebut adalah peranan lembaga pendidikan yang diharapkan dapat menggali ilmu dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri bangsa Indonesia.

No comments:

Post a Comment