Red Lover

February 12, 2010

Gangguan Berpikir pada Pasien Schizophrenia

A: “halo pak zaidan, katanya bapak masih perjaka ya?”
B: (langsung disanggah)”saya masih jejaka, bukan perjaka, beda itu, kamu tau beda perjaka sama jejaka? itu tidak binar, kamu tau juga binar?, ki hajar, kita harus belajar”
A: “?????Aah…, bapak seneng dengan keadaan rame seperti ini atau yang sepi pak?”
B: “iya dulu itu saya diobatin sama dokter dekat rumah saya, di dalam ruangannya, terus dibawa ke rumah sakit ini.”
A:”??????”


ket: A (itu saya) B(pasiennya) Jgn ketuker!!!

Sekitar 4 minggu yg lalu jadi skill lab yang berkesan juga, untuk blok 16 (kedokteran jiwa) ini, jam 10.30 ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar, Rumah Sakit Jiwa. Ditawarin dokternya buat nanyain pasien, whuaduh, ni pasien stabil gk ya….Ya jadi itu, yg gw tanyain, pasien namanya pak zaidan, seorang yang menderita schizophrenia, dari percakapannya ada yang namanya neologisme (munculnya kata-kata baru), trus juga terjadi inkoherensi dalam menjawab pertanyaan, (gk nyambung gitu deh)
Schzophrenia… artinya jiwa yang terbelah, kira-kira hampir 60 persen pasien RSJ mengidap schizophrenia, buat pasien untuk skill lab ya pasien yang stabil, pak zaidan tadi adalah pasien untuk kelompok gw, beliau pas itu bener-bener antusias sama anak-anak kedokteran ini, seru lah intinya…
Kelompok lain dapet pasien yang agak kurang antusias tp katanya pasiennya berkeyakinan bahwa punya kekuatan mengatur matahari, (buseet dah…)



Ada tata aturan, bahwa pasien-pasien itu tidak boleh kita sebut mengalami sakit jiwa, tetapi mengalami gangguan jiwa, gangguan psikiatrik sendiri ribet banget, banyak istilah, yang mungkin bisa bikin dokternya jadi kena gangguan juga, berikut ini sepenggal dari kuliah psikopatologi mengenai gangguan dari isi pikiran



Menjadi ahli di dalam mengenali tanda dan gejala spesifik memungkinkan dokter dapat mengerti dalam berkomunikasi dengan dokter lain, membuat diagnosis secara akurat, menangani pengobatan dengan berhasil, memperkirakan prognosis dengan dapat dipercaya, dan menggali masalah psikopatologi, penyebab, dan psikodinamika secara menyeluruh.



Garis besar yang diberikan berikut ini memberikan suatu daftar menyeluruh tentang tanda dan gejala, masing-masing dengan definisi atau gambaran yang tepat. Sebagian besar tanda dan gejala psikiatrik mempunyai akar dalam perilaku normal dan mewakili berbagai titik dalam spektrum perilaku dari normal sampai patologis.



IV. Berpikir: Aliran gagasan, simbol, dan asosiasi yang diarahkan oleh tujuan dimulai oleh suatu masalah atau suatu tugas dan mengarah pada kesimpulan yang berorientasi kenyataan; jika terjadi urutan yang logis,berpikir adalah normal; para praksis (tergelincir dari logis yang termotivasi secara tidak disadari juga disebut pelesetan menurut Freud) dianggap sebagai bagian dari berpikir normal.



A. Gangguan umum dalam bentuk atau proses berpikir
  1. Gangguan mental: sindroma perilaku atau psikologis yang bermakna secara klinis, disertai dengan penderitaan atau ketidakmampuan, tidak hanya suatu respon yang diperkirakan dari peristiwa tertentu atau terbatas pada hubungan antara seseorang dan masyarakat.
  2. Psikosis: ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari fantasi; gangguan tes realitas, dengan menciptakan realitas baru (berlawanan dengan neurosis: gangguan mental di mana tes realitas adalah utuh, perilaku tidak jelas melanggar norma-norma sosial, relatif bertahan lama atau rekuren tanpa pengobatan)
  3. Tes realitas: pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang dunia di luar diri
  4. Gangguan pikiran formal: gangguan dalam bentuk pikiran, malahan isi pikiran; berpikir ditandai dengan kekenduran asosiasi,neologisme, dan kontruksi yang tidak logis; proses berpikir mengalami gangguan, dan orang didefinisikan sebagai psikotik
  5. Berpikir tidak logis: berpikir mengandung kesimpulan yang salah atau kontrdiksi internal; hal ini adalah patologis jika nyata dan tidak disebabkan oleh nilai kultural atau defisit intelektual
  6. Dereisme: aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika atau pengalaman
  7. Berpikir autistik: preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi; istilah digunakan agak sama dengan dereisme
  8. Berpikir magis: suatu bentuk pikiran dereistik; berpikir adalah serupa dengan fase praoperasional pada masa anak-anak (Jean Piaget), di mana pikiran, kata-kata, atau tindakan mempunyai kekuatan (sebagai contohnya, mereka dapat menyebabkan atau mencegah suatu peristiwa)
  9. Proses berpikir primer: istilah umum untuk berpikir yang dereistik, tidak logis, magis; normalnya ditemukan pada mimpi, abnormal pada psikosis




B. Gangguan spesifik pada bentuk pikiran
  1. Neologisme: kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan mengkombinasikan suku kata dari kata-kata lain, untuk alasan keanehan psikologis
  2. Word salad (gado-gado kata): campuran kata dan frasa yang membingungkan
  3. Sirkumstansialitas: bicara yang tidak langsung yang lambat dalam mencapai tujuan tetapi akhirnya dari titik awal mencapai tujuan yang diharapkan; ditandai dengan pemasukan perincian-perincian dan tanda-tanda kutip yang berlebihan
  4. Tangensialitas: ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi pikiran yang diarahkan oleh tujuan; pasien tidak pernah berangkat dari titik awal menuju tujuan yang diinginkan
  5. Inkoherensi (pembicaraan yang tidak logis): pikiran ulang, biasanya, tidak dapat dimengerti; berjalan bersama pikiran atau kata-kata dengan hubungan yang tidak logis atau tanpa tata bahasa, yang menyebabkan disorganisasi
  6. Perseverasi: respon terhadap stimulus sebelumnya yang menetap setelah stimulus baru diberikan, sering disertai dengan gangguan kognitif
  7. Verbigerasi: pengulangan kata-kata atau frasa-frasa spesifik yang tidak mempunyai arti
  8. Ekolalia: pengulangan kata-kata atau frasa-frasa seseorang oleh seseorang lain secara psikopatologis; cendrung berulang dan menetap, dapat diucapkan dengan mengejek atau intonasi terputus-putus
  9. Kondensasi:  pengabungan berbagai konsep menjadi satu konsep
  10. Jawaban yang tidak relevan: jawaban yang tidak harmonis dengan pertanyaan yang ditanyakan (pasien tampaknya mengabaikan atau tidak memperhatikan pertanyaan)
  11. Pengenduran asosiasi: aliran pikiran di mana gagasan-gagasan bergeser dari satu subjek ke subjek lain dalam cara yang sama sekali tidak berhubungan; jika berat, bicara mungkin membingungkan (inkoheren)
  12. Keluar dari jalur (derailment): penyimpangan yang mendadak dalam urutan pikiran tanpa penghambatan; seringkali digunakan secara sama dengan pengenduran asosiasi
  13. Flight of ideas: verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus menerus yang menghasilkan pergeseran yang terus dari satu ide ke ide lain; ide-ide cendrung dihubungkan, dan dalam bentuk yang kurang parah pendengar mungkin mampu untuk mengikutinya
  14. Asosiasi bunyi (clang association): asosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tetapi berbeda artinya; kata-kata tidak mempunyai hubungan logis, dapat termasuk sajak dan permainan kata
  15. Penghambatan (blocking): terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba sebelum pikiran atau gagasan diselesaikan, orang tampak tidak teringat pada apa yang telah dikatakan atau apa yang akan dikatakan (juga dikenal sebagai pencabutan pikiran)
  16. Glossolalia: ekspresi pesan-pesan yang relevan melalui kata-kata yang tidak dapat dipahami (juga dikenal sebagai bicara pada lidah); tidak dianggap sebagai gangguan pikiran jika terjadi pada praktek keagamaan Pantekosta tertentu




C. Gangguan spesifik pada isi pikiran
  1. Kemiskinan isi pikiran: pikiran yang memberikan sedikit informasi karena tidak ada pengertian, pengulangan kosong, atau frasa yan tidak jelas
  2. Gagasan yang berlebihan: keyakinan palsu yang dipertahankan dan tidak beralasan yang dipertahankan secara kurang kuat dibandingkan dengan suatu waham
  3. Waham: keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan inteligensia pasien dan latar belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan
a.       Waham yang kacau (bizzare delusion): keyakinan palsu yang aneh, mustahil, dan sama sekali tidak masuk akal (sebagai contohnya, orang dari angkasa luar telah menanamkan suatu elektroda pada otak pasien)
b.      Waham tersistematisasi: keyakinan yang palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa yang tungga (sebagai contohnya, pasien dimata-matai oleh agen rahasia, Mafia, atau boss)
c.       Waham yang sejalan dengan mood: waham dengan isi yang sesuai dengan mood (sebagai contohnya, seorang pasien depresi percaya bahwa ia bertanggung jawab untuk penghancuran dunia
d.      Waham yang tidak sejalan dengan mood: waham dengan isi yang tidak mempunyai hubungan dengan mood atau merupakan mood-netral (sebagai contohnya, pasien depresi mempunyai waham kontrol pikiran atau siar pikiran)
e.      Waham nihilistik: perasaan palsu bahwa dirinya, orang lain, dan dunia adalah tidak ada atau berakhir
f.        Waham kemiskinan: keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan atau akan terampas semua harta miliknya
g.       Waham somatik: keyakinan yang palsu menyangkut fungsi tubuh pasien (sebagai contohnya, keyakinan bahwa otak pasien adalah berakar atau mencair)
h.      Waham paranoid: termasuk waham persekutorik dan waham referensi, kontrol, dan kebesaran (dibedakan dari ide paranoid, dimana kecurigaan adalah lebih kecil dari bagian waham)
i.  Waham persekutorik: keyakinan palsu bahwa pasien sedang diganggu, ditipu, atau disiksa; sering ditemukan pada seorang pasien yang senang menuntut yang mempunyai kecendrungan patologis untuk mengambil tindakan hukum karena penganiayaan yang dibayangkan
ii. Waham kebesaran: gambaran kepentingan, kekuatan, atau identitas seseorang yang berlebihan
iii. Waham referensi: keyainan palsu bahwa perilaku orang lain ditunjukan pada dirinya; bahwa peristiwa, benda-benda, atau orang lain mempunyai kepentingan tertentu dan tidak biasanya, umumnya dalam bentuk negatif; diturunkan dari idea referensi, di mana seseorang secara salah merasa bahwa ia sedang dibicarakan oleh orang lain (sebagai contohnya, percaya bahwa orang di televisi atau radio berbicara padanya atau membicarakan dirinya)
i.         Waham menyalahkan diri sendiri: keyakinan yang palsu tentang penyesalan yang dalam dan bersalah
j.        Waham pengendalian: perasaan palsu bahwa kemauan, pikiraan, atau perasaan pasien dikendalikan oleh tenaga dari luar
i.   Penarikan pikiran (thought withdrawal): waham bahwa pikiran pasien dihilangkan dari ingatannya oleh orang lain atau tenaga lain
ii.  Penanaman pikiran (thought insertion): waham yang pikiran ditanam dalam pikiran pasien oleh orang atau tenaga lain
iii.   Siar pikiran (thought broadcasting): waham bahwa pikiran pasien dapat didengar oleh orang lain, seperti pikiran mereka sedang disiarkan keudara
iv.  Pengendalian pikiran (thought control): waham bahwa pikiran pasien dikendalikan oleh orang atau tenaga
k.       Waham ketidaksetiaan (waham cemburu): keyakinan palsu yang didapatkan dari kecemburuan patologis bahwa kekasih pasien adalah tidak jujur
l.         Erotomania: keyakinan waham, lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki, bahwa seseorang sangat mencintai dirinya, (juga dikenal sebagai kompleks Clerambault-Kandinsky)
m.    Pseudologia phantastica: suatu jenis kebohongan, di mana seseorang tampaknya percaya terhadap kenyataan; disertai dengan sindroma Muchausen, berpura-pura sakit yang berulang
  1. Kecendrungan atau preokupasi pikiran: pemusatan isi pikiran pada ide tertentu, disertai dengan irama efektif yang kuat, seperti kecendrungan paranoid atau preokupasi tentang bunuh diri atau membunuh
  2. Egomania: preokupasi pada dri sendiri yang patologis
  3. Monomania: preokupasi dengan suatu objek tunggal
  4. Hipokondria: keprihatinan yang berlebihan tentang kesehatan pasien yang didasarkan bukan pada patologi organik yang nyata, tetapi, pada interpretasi yang tidak realistik terhadap tanda atau sensasi fisik yang sebagai abnormal
  5. Obsesi: ketekunan yang patologis dari suatu pikiran atau perasaan yang tidak dapat ditentang yang tidak dapat dihilangkan dari kesadaran oleh usaha logika, yang disertai dengan kecemasan (juga dikenal sebagai perenungan (rumination)
  6. Kompulsi: kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu impuls yang, jika ditahan, menyebabkan kecemasan; perilaku berulang sebagai respon suatu obsesi atau dilakukan menurut aturan tertentu, tanpa akhir yang sebenarnya dalam diri selain daripada untuk mencegah sesuatu dari terjadinya di masa depan
  7. Koprolalia: pengungkapan secara kompulsif dari kata-kata yang cabul
  8. Fobia: rasa takut patalogis yang persisten, irasional, berlebihan, dan selalu terjadi terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu; menyebebkan keinginan yang memaksa untuk menghindari stimulus yang ditakuti
a.       Fobia sederhana: rasa takut yang jelas terhadap objek atau situasi yang jelas (sebagai contohnya, rasa takut terhadap laba-laba atau ular)
b.      Fobia sosial: rasa takut akan keramaian masyarakat, seperti rasa takut berbicara dengan masyarakat, bekerja, atau makan dalam masyarakat
c.       Akrofobia: rasa takut terhadap tempat yang tinggi
d.      Agorafobia: rasa takut terhadap tempat yang terbuka
e.      Algofobia: rasa takut terhadap rasa nyeri
f.        Ailurofobia: rasa takut terhadap kucing
g.       Eritrofobia: rasa takut terhadap warna merah (merujuk terhadap rasa takut terhadap berdarah)
h.      Panfobia: rasa takut terhadap segala sesuatu
i.         Klaustrofobia: rasa takut terhadap tempat yang tertutup
j.        Xenofobia: rasa takut terhadap orang asing
k.       Zoofobia: rasa takut terhadap binatang
  1. Noesis: suat wahyu di mana terjadi pencerahan yang besar sekali disertai dengan perasaan bahwa pasien telah dipilih untuk memimpin dan merintah
  2. Union mystica: suatu perasaan yang meluap, pasien secara mistik bersatu dengan kekuatan yang tidak terbatas; tidak dianggap suatu gangguan dalam isi pikiran jika sejalan dengan keyakinan pasien atau lingkungan kultural


Uwekks….uwekksss…..(TxT)
»»  Read More...

Dokter Bintang Lima (udah macam Hotel saja *logat batak)


“Dengan kuliah saja kalian tidak peduli, bagaimana kalian mau jadi dokter?! Bisa-bisa pasien akan kalian acuhkan” (dr. ???? lupa namanya, hhe…)


Kurang lebih begitulah maksud dari kalimat beliau, persisnya krg tau sih. Kata-kata dosen yang bener-bener menusuk, namun sangat berarti buat saya… klo gk salah dengern itu pas Blok 11…ketika lagi kuliah tapi seisi kelas malah sibuk berdiskusi atau lebih tepatnya ngobrol, (sebenernya sih tiap hari juga kaya gitu) dari situ gw sadar bahwa…
Dokter itu bukanlah seseorang yang dituntut untuk menjadi sosok yang “super pinter” tapi dituntut untuk menjadi sosok yang  “super peduli”.


“Alangkah biasanya hidup kalian jika cuma dilakukan buat kuliah, pulang ke kost, belajar, kuliah lagi, belajar lagi, lalu lulus, jadi dokter” (Ka’ Rahmad, mantan Gubma)

Kalo gk salah kata-kata ini muncul pas buka bersama anak-anak lampung, maaf ka’ izin gunain kata-katanya (siapa tau ngeliat, hhe….), jadi beliau ini asalnya dari SMA 2 (mana ada yg dari SMA 9 di sini, wkwkw) sosok yg inspiratif dan benar-benar punya karisma pemimpin di tahun pertama gw masuk FK ini. Maksud dari beliau sebenernya ya nyuruh adek-adek tingkatnya (khususnya anak-anak lampung) supaya bisa ikut berperan dalam organisasi kampus dan klo bisa memimpin organisasi tersebut.

Nah jadi kasusnya gini nih, dokter di hari kedepan sudah bukan seseorang yang cuma ngobatin orang yang sakit. Dalam tatanan dunia yang semakin kompleks, dokter dituntut menjadi sosok yang ideal sesuai konsep yang dicanangkan oleh WHO, dimana seorang dokter harus memiliki konsep The five stars doctor (health care provider, decision maker, community leader, manager dan communicator). ”yang gw omongin di home”
Intinya nanti dokter akan dibina sebagai seorang yang professional, orang yang bisa memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar operating prosedur atau standar pelayanan medis dan standar etika profesi. Ditambah dengan jiwa kepemimpinan, untuk memimpin pasiennya ketika pengobatan, berkomunikasi efektif dengan pasien, untuk membentuk suatu kerja sama yang optimal dalam program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.


1. Dokter sebagai CareProvider:
Dalam hal ini dokter dituntut untuk menangani pasien secara holistik (tongkat suci,hhe...mksdnya secara psikisnya...), sebagai individu, sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat, serta yang menyediakan perawatan berkelanjutan yang berkualitas dalam lingkup hubungan dokter-pasien yang berdasarkan kepercayaan dan saling menguntungkan.
Dokter sebagai seorang yang mampu mengobati pasiennya yang merupakan bagian integral dari keluarga dan masyarakat sekelilingnya dengan kualitas pelayanan kesehatan yang memadai serta melakukan berbagai pencegahan khusus dalam jangka waktu yang cukup lama.
Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya serta penggunaan bahasa yang santun, mudah dimengerti dan dipahami oleh pasien sesuai dengan umur, tingkat pendidikan, dll. (disini seninya profesi dokter, bahasa yang mudah dimengerti ya berarti bahasa pasien, klo pasiennya orang papua ya jadi…) Selain itu, seorang dokter harus mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologis pasien.
Kewajiban yang harus ditangani yaitu pelayanan yang maksimal sesuai kondisi pasien, menjawab segala pertanyaan pasien maupun keluarga, jujur atau member informasi apa adanya, dsb.

2. Dokter sebagai Decision Maker
Dalam hal ini dokter dituntut untuk mampu memilih teknologi tepat guna untuk digunakan dalam mempertinggi pelayanan kesehatan yang layak dan berbiaya terjangkau, dengan kata lain dokter adalah pengambil keputusan, menentukan teknologi mana yang akan dipakainya dalam pengobatan pasien dengan memperhatikan cost-effectiveness. (untuk yang ini dokter mau gk mau harus selalu up to date dengan perkembangan teknologi di bidang kedokteran)
Dalam melakukan prosedur klinis, seorang dokter dalam hubungannya sebagai Decision Maker melakukan perlakuan sesuai masalah, kebutuhan pasien, dan sesuai kewenangannya.

3. Dokter sebagai Communicator
Dalam hal ini dokter dituntut seorang yang mampu meningkatkan gaya hidup yang sehat dengan penyuluhan yang efektif dan nasehat yang tepat dalam konteks budaya dan ekonomi, dengan demikian kesehatan pada perorangan dan masyarakat akan meningkat dan terjaga sehingga membantu individu maupun kelompok masyarakat dalam mengubah gaya hidupnya ke arah perilaku sehat.
Sebagai Communicator, dokter diharapkan mampu menguasai area komunikasi efektif yaitu menggali dan bertukar informasi secara verbal atau non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain. (dari sekarang harus sering-sering komunikasi sama orang, diantara orang-orang yang antisocial ini)
Proses yang harus diperhatikan baik dalam berkomunikasi dengan pasien maupun keluarganya yaitu rasa kesinambungan, pengumpulan informasi, mendiagnosa, dan memberi penjelasan.

4. Dokter sebagai Community Leader
Dalam hal ini dokter sebagai seorang yang karena kehormatan dan kepercayaan masyarakat setempat, mampu mengetahui kebutuhan kesehatan perorangan maupun kelompok sehingga dapat berperan dalam memotivasi masyarakat untuk turut berpartisipasi meningkatkan kesehatan umum serta khususnya pada masyarakat. (gk tau nih mksdnya apa, mungkin disuruh jadi ketua RT apa RW ya...hhe....)

»»  Read More...

"ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN"

Sebuah mimpi ke surga (sebenernya ini forward-an sih,hhe...) di dalam kantor tempat para malaikat bekerja. Tentang tiga ruang kerja yang berbeda.

Malaikat yang  mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi  Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah  diterima". 
Tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang  memilah-milah seluruh permohonan  yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh  dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui  koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.
Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan  dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses  dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".
Disini pun banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu  banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke  bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada  ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu  ruang kerja yang sangat kecil. Dimana hanya ada satu  malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun.  "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata  Malaikatku pelan. Dia tampak malu.

"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan  disini?", tanyaku.

"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah  manusia menerima rahmat  yang mereka minta, sangat sedikit manusia yangmengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?", tanyaku.

"Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata,'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN, Terima kasih, Tuhan' ".

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri",  tanyaku. Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian  yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka  engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan  uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer  mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih  banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih dirahmati  daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga  hari ini.

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam  perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan  yang amat sangat .... Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di  dunia".

"Jika engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan  religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan,  atau kematian ... maka  engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di  dunia.

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang.

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa,  engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah  Allah anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-teman-mu untuk mengingatkan mereka betapa dirahmatinya kita semua. 

"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa,  'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu' ". (QS:Ibrahim (14) :7 )

Ditujukan kepada : Departemen Pernyataan Terima Kasih: "Terima kasih, Allah! Terima kasih, Allah, atas anugerahmu berupa kemampuan untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan memberikan aku begitu banyak teman-teman yang istimewa untuk saling  berbagi".
»»  Read More...

February 8, 2010

R'Vin

16 tahun adalah sebuah mimpi yg panjang, dan butuh 3 tahun untuk terbangun dari mimpi itu, sekarang…dan untuk tahun-tahun selanjutnya…adalah awal dari kehidupan nyata…”
Aku…
yg ketika SD, SMP, SMA cm jd individu biasa ajah,
yg jarang punya cerita seru,
yg udh 20 tahun g pernah ada niat berorganisasi,
yg selalu hanya mendukung tanpa pernah memimpin,
yg selalu di belakang,
yg g kreatif,
yg kuper,
yg introvert,
yg cupu,
yg dikongekin,
yg terhina… (whaduh, cukup2, itu emg gw semua tp g gitu bgt juga, hhe….)
Sekarang….aku adalah mahasiswa….
yg harus berpikiran dewasa,
yg harus berlogika tinggi dan cerdas,
yg harus eksis (wkwkwk),
yg harus mempunyai manfaat,
yg harus berarti bagi orang lain,
yg harus bisa mengerti dan peduli terhadap orang lain,
yg harus mempunyai cerita,
yg harus punya jiwa pemimpin,
yg harus bisa diandalkan,
yg harus tahan banting (buat gulat maksudnya, hhe),
yg harus menyenangkan bagi orang lain,
yg harus mengerti arti sebagai hamba Allah SWT,
yg harus jadi dokter hebat,
yg berarti hidup ini sudah menjadi tanggung jawab gw sendiri…
(Pas bgt nih gw lagi belajar kejiwaan, hhe)
Ucapan terimakasih kepada lingkungan sekitarku yg selalu membuat gw berpikir untuk menjadi dewasa,
Terimakasih untuk sosok-sosok insipiratif yg ada dalam hidupku untuk kata-kata yg dapat membuat semangat ini berkobar….
Tapi kata terimakasih atau apapun tidak bisa menggantikan semua berkah dan karunia-Mu ya Allah, untuk iman Islam, untuk kehidupanku, untuk tubuh dan jiwa yg sehat ini, dan untuk seorang wanita yg telah Kau jadikan ibu untukku …
Sekarang….yg aku tahu…
“Aku hidup untuk mendapat ridha-Nya” dan “Hidupku akan kuperuntukkan untuk ibuku”
»»  Read More...

February 7, 2010

Kata Pengantar (kata orang yg mengantar)

Selamat datang…

Blog ini adalah blog seorang mahasiswa kedokteran dengan nama Ervien Ritandi, (tapi bkn berarti isinya tentang materi, jurnal, atau e-book kedokteran…) bocah yg cupu ini lahir di Bandar Lampung, 7 maret 20 tahun yg lalu,di bagian ginekologi (yaa, ruang bersalin gt lah) di RS Umum H. Abdoel Moeloek, ada kemajuan soalnya nyokap gw lahir dibantu dukun, hhe....
Ervien (yg dua diantaranya penampakan, wkwkwk)

Blog ini akan lebih digunakan sebagai tempat berbagi cerita dan pengalaman si pembuat…

Awal mula kuliah yang pertama kali dikenalin ke gw adalah tentang Five Stars Doctor (berdasarkan WHO)…
1. Care-provider
2. Decision maker
3. Communicator
4. Community leader
5. Manager

Betewe, kymn mau jadi ke lima2nya, buat jadi care provider aja udah ribet…

Jadi begitulah, seorang dokter, sebuah profesi yg menuntut orangnya menjadi orang yg super, dari sejarah bangsa pun yg memulai kebangkitan nasional adalah kaum dokter, dalam kasus ini gk semua orang bisa kayagitu (contohnya saya)…

Oke, jd gw gk mesti jadi yg seperti itu kn? (zzzzzzzz......)

Nah untuk blog ini gw akan membaginya jadi 6 kriteria ability hidup gw, hhehehehe…gw menyebutnya my life meter…
1. Art as Arm
2. Just Islam 4ever
3. Learn to Lead
4. Life’s for Fun
5. Patch the Neuron
6. The Applied Force

Yoo… sekali lagi selamat datang…semoga blog ini dapat bermanfaat...
»»  Read More...

February 3, 2010

Introduction of this Blog

“Blog itu adalah diary, inget ya bukan diare…”
“Banyak orang-orang terkenal punya blog, dan gw juga pengen punya blog” (raditya dika said)
Lha itu kan dia, gw sih iseng2 aja bikin ni blog,Hhe….

Sebenernya gw gk ngerti apa itu blog... kalo di kampus gw yg ada sih blok 1-21...(itu paket kurikulum lo!!!)

Gw sadar bgt klo gw ini adalah orang yang gampang minder...“Minder” mungkin karena itulah gw bikin ni blog…

Kata yg agaknya cukup ngefek buat hidup gw, apa-apa yang gw bisa awalnya pasti akibat gw minder....
Blog ini, blog yg gw bikin dengan sepenuh jiwa, mempertaruhkan raga, menguras semangat, dan sampe harus nginep di kampus (klo alasannya karena besoknya ada acara sih wajar, ini nginepnya karena pagernya udah kekunci....wkwkwkwk)

Pertama, gw sebenernya ngerasa disuruh buat bkin blog sama cewe yg gw suka, (secara gk langsung), gw mikirnya, "blog, makanan dari mana itu?"...hhe...(eh yg ini bcanda, gw gk segitu katronya jg kali)

Tapi emg bener itu karena gw minder....(masa si dia punya blog, gw gk punya, mana pas itu gw malah ngebanggain multiply gw yg sebenernya gk gw apa2in, pokoknya gw harus bikin blog juga!!!)

Blog ini kyny akan dipenuhi tentang kehidupan seorang calon dokter (gw)
Jadi bakal diisi dengan keseharian, informasi, video, jadi ya diary gitu lah….(ya sama aja donk ky yg diatasss!!!!)
WKWKWKWKW.....
»»  Read More...